Asal Usulku
Nama saya Muhamad Nurdin, tapi saat kecil saya biasa dipanggil muhamad, tapi saat remaja saya
dipanggil dengan sebutan nurdin m top,
dan ketika beranjak dewasa saya dipanggil kiwil,
setelah saya lahir entah bagaimana ceritanya, karena setiap saya ceritakan
tentang ini teman-teman saya pasti banyak yang bingung karena, dari kelahiranku
dengan suku, bahasaku, dan tempat tinggalku berlainan dengan kata lain gak
nyambung(kwkkwkkwkkwk).
Cerita ini saya mulai dari
kisah orang tua saya lahir di Banyuwangi
daerah jawa timur, yang bernama ayah saya( Mukhotib
tapi sekarang Muhammad Khotib
) dan yang membuatku bingung nama di ijazah kakak dan adik saya Muhammad Khotib sedangkan di
ijazah saya Mukhotib jadi
sekarang keduanya dipakai dengan kartu keluarga yang berbeda pula,dan nama
ibuku juga begitu dengan nama awal Siti
Rukhayah dan nama sekarang Siti
Rokayah, bahkan Siti Nukayah.
Mereka di pertemukan Allah disaat umur ayahku sekitar
26 tahun dan ibuku umur 16 tahun,setelah menikah keduanya merantau ke aceh timur, setelah berpidah
dari satu desa ke desa lain akhirnya menetap di suatu pemukiman yang berada di
pegunungan, dan disitulah terjadi kejadian aneh,yaitu disaat ibuku terbangun
karena mendengar ada yang berbicara, dan setelah terbangun ibu saya mendapati
ayah saya sedang ngelindur ( mengigau ) dan meminta pertolongan, dan menyebut
sebuah nama yang tak asing yaitu penunggu pantai selatan nyai roro kidul, dan ibuku menolong dengan membaca surah
al-fatihah yang diberitau oleh seseorang disaat dalam mimpi sebelum ibu saya
terbangun.
Setelah dibacakan surah
al-fatihah oleh ibu saya akhirnya ayah saya sadar dan bercerita “ tadi saya
mimpi kalau saya mau dibawa oleh penunggu pantai selatan yang datang dengan air
yang sangat deras dan tinggi, yang tingginya mencapai 5 meter, tapi untung aku
berpegangan pada sebuah bambu yang tertancap pada sebuah batu yang membelah air
itu “, dan keanehan itu buka terjadi pada saat itu saja.
Keesokan harinya ada pemuda
yang singgah dan menggali tanah sedalam ½ meter dan saat itu juga air yang
keluar sangat banyak bahkan sampai mengalir, seperti aliran hujan padahal
didataran rendah yang ada di tepi pegunungan sedang terjadi kemarau, setelah
digali maka pemuda itu mandi dengan air tersebut lalu tidur dirumah ayah saya.
Dan disaat iya tidur kejadian
yang sama terjadi lagi, si pemuda yang tidur tadi mengigau dan menyebut nama
nyai roro kidul dan kemudian terbangun dan menceritakan bahwa ia bertemu dengan
seorang wanita dengan memakai baju serba hijau dan menunggangi air, setelah
kejadian itu ayahku pindah dari desa itu ke desa yang lumayan jauh dari desa
tersebut.
Tempat kelahiranku dan sejarah namaku
Setelah menetap di daerah lain
dan sudah beberapa tahun tinggal di situ lahirlah anak pertama, namanya Muhammad Munif, tapi takdir menentukan
lain, karena saat dilahirkan ia sudah tidak bernyawa, menjelang beberapa tahun
lahir kakak saya yaitu anak kedua yang bernama Siti Nurhidayah lahir pada tanggal 15 mei 1988,seperti
namanya orangnya cantik, baik, dan cerdas, dari SD kelas satu sampai kelas 6 dan sampai lulus SMP selalu juara satu, bahkan
ketika lulus SMP dia mendapat
peringkat kelulusan juara satu se-kabupaten, tapi gampang emosian orangnya dan
pendek.
Setelah 5 tahun lahir kakakku
anak ke tiga orangnya gemuk dan subur tapi keras kepala sekali, dan dia juga
mewarisi kepintaran kakak kedua, apalagi kalau sudah tentang matematika dan
bahasa inggris, bahkan ketika lulus SMA
dia mendapat peringkat kelulusan juara sepuluh se-kabupaten, namanya Muhammad Nur Taufiq lahir pada
tanggal 10 maret 1996, setelah itu dari aceh timur ayahku pindah ke aceh
selatan,setelah sekitar 3 tahun lalu lahirlah saya dengan tubuh warna merah,
kecil dan kurus, lau diberi nama Muhamad
Nurdin, yang memiliki sejarah yaitu di saat ibu saya hamil sampai saat
melahirkan ada seorang dukun beranak yang selalu merawat ibu saya hingga
melahirkan namanya mbok nurdin,
jadi karena saya seorang laki-laki maka saya di beri nama Muhamad Nurdin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar