Nuansa pagi yang indah di bulan ramadhan mengawali hariku untuk
mengikuti pelaksanaan kegiatan pesantren kilat dan berbuka puasa bersama
di sekolahan. Pagi itu adalah pagi yang sangat indah yang baru pertama
kali aku rasakan disepanjang sejarah hidupku. Pagi itu menjadi awal
pertemuanku dengan seseorang yang entah kenapa ketika melihatnya ada
sesuatu yang aneh aku rasakan yang sebelumnya belum pernah aku rasakan.
Deg-degan, nervous, bertingkah yang tidak jelas, dan bingung mau
melakukan apa saat berhadapan dengannya. Apa mungkin itu yang dinamakan
jatuh cinta?.
Serasa dunia ini dipenuhi dengan bunga-bunga. Bawaannya selalu ingin
senyum-senyum sendiri, selalu terbayang akan sosoknya yang begitu
sempurna kulihat. Terasa teduh hati ini ketika melihat dia tersenyum.
Meskipun aku tau, senyum itu bukan untukku.
Sekolahku adalah tempat pertama dimana aku dan dia ditakdirkan untuk
bertemu. Saat itu di sekolahku sedang mengadakan kegiatan pesantren
kilat dan berbuka puasa bersama. Dia beserta teman-temannya mengisi
kegiatan tersebut. Mereka adalah aktivis dakwah. Dan dia juga adalah
seorang penulis. Dia bernama Ferdy. Jika diperhatikan, aku dengannya
sungguh sangat berbeda. Usia kami yang terpaut cukup jauh berbeda. Dia
seorang yang sangat dikagumi banyak orang terutama kaum hawa, berbakat,
dewasa, penuh karya. Sedangkan aku, hanya remaja labil yang biasa-biasa
saja, tidak pantas jika disandingkan dengannya.
Aku sangat penasaran akan seorang ferdy. Aku mencari tau semua hal
yang berkaitan tentang dirinya. Mulai dari sosmednya, kesukaannya, dan
bahkan kehidupan pribadinya. Mungkin ini terdengar cukup gila, karena
aku yang terlalu terobsesi dengan dia. Berbagai cara kulakukan untuk
memperoleh informasi tentang dia dan yang paling terpenting adalah agar
aku bisa dekat dengan dia. Sering aku bertingkah laku iseng,
mengechatting dia dengan berkata “assalamu’alaikum” jika dibalas
“wa’alaikumsalam” itu sudah jadi kesenangan tersendiri dalam hidupku.
“dibaca saja sudah syukur, apalagi dibalas” .
Dirinya kujadikan sebagai inspirasi dalam hidupku. Rasa kagumku
terhadap dia membawaku untuk menuju perubahan ke arah yang lebih baik.
Rasa cintaku kepada dia juga membawaku untuk semakin dekat dengan dengan
Rabb ku. Semakin hari semakin besar dan bertambah pula perasaanku
terhadapnya. Sampai suatu ketika aku termenung, terdiam, dan merasa
takut akan perasaan yang kumiliki terhadapnya. Aku takut, bahkan sangat
takut jika perasaan kagum yang berlebihan ini nantinya akan berubah
menjadi kesakit-hatian yang sangat luar biasa. Yang nantinya juga akan
membuatku terpuruk. Sempat merasa lelah tapi tetap berusaha untuk tidak
berhenti mengaguminya. Terlintas beberapa pertanyaan. “apakah aku tidak
terlalu berlebihan melakukan semua ini?”, “apakah aku pantas untuk
memilikinya dan bersama dengannya?”, “apakah dia juga mencintaiku
sebagaimana aku mencintainya?”, “dan bagaimana jika nantinya aku akan
merasakan sakitnya patah hati karena terlalu berharap dengan hal yang
tidak pasti?”, “bagaimana jika nantinya dia bukan jodoh ku?”. apakah..
apakah dan apakah. Jujur aku sangat takut apa yang aku pikirkan saat ini
akan benar-benar terjadi. Ya rabb semoga apa yang ku pikirkan tidak
akan terjadi.
Beberapa bulan kemudian beredar kabar bahwa dia akan segera menikah.
Aku tidak terlalu menanggapi berita yang beredar itu. Sempat tak percaya
bahwa dia akan menikah. Tak berapa lama, setelah itu malamnya aku
mendapatkan sebuah pesan fb dari ferdy. Yang berisi “Assalamu’alaikum
dek, abang minta maaf ya kalau pernah buat kamu sakit hati. Yakinlah,
yang namanya jodoh akan Allah berikan yang terbaik untuk adek. Sebentar
lagi abang mau nikah, jadi mohon doanya agar menjadi keluarga yang
sakinah mawaddah warahmah ya”. Dengan tangan yang bergetar, ku berusaha
untuk tenang dan membalas pesan tersebut “Wa’alaikumsalam. Iya bang,
tidak masalah kok. Semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah
warahmah amin ya robbal’alamin. Abang pantas mendapatkan bidadari
sepertinya. Semoga langgeng pernikahannya”. Dan dia juga kembali
membalasnya “Amin, abang doain kamu juga mendapatkan lelaki sholeh
seperti yang kamu impikan”. perasaanku yang semakin hancur saja, ketika
menatap handphone yang berisikan pesan tersebut, terakhir kalinya aku
pun membalasnya dengan ucapan “terima kasih sudah menjadi inspirasi
saya”.
Malam itu adalah malam terburuk di sepanjang sejarah hidupku. Malam
pun serasa semakin kelam saja. Serasa bumi berhenti berputar dan waktu
terhenti seketika. Aku terdiam, tak bisa berkata apa-apa lagi. Mulutku
serasa membisu. Air mata pun tak berhenti membasahi pipi, layaknya
rintik hujan deras yang membasahi bumi. Kutatap handphone yang berisikan
pesan menyakitkan itu. Ya Rabb ternyata apa yang selama ini aku takut
kan akhirnya terjadi. Ingin marah!!. ingin melampiaskan segala yang aku
rasakan saat ini, tapi aku hanya sendiri disini, sendiri bersama
kepingan-kepingan hati.
Bagaimana rasanya terhempas dari tempat tertinggi?
Sakit?.. Perih?.. lelah? .. kecewa?.. YA..
Memang begitulah rasanya ketika kita tau, bahwa berharap kepada makhluk itu sangat melelahkan. Namun, bukankah itu pilihanku?.
Tak mungkin aku menyalahkan waktu dan keadaan yang telah terjadi. Saat itu aku hanya bisa menangis.. menangis.. dan menangis.
Aku sadar, Allah mempertemukan aku dengan dia tak lain dan tak bukan
hanya karena dua alasan. Entah untuk belajar darinya atau pun bersama
dengannya.
Dan saat ini Allah mempertemukan kita agar aku bisa belajar darimu. Mengambil hikmah dari setiap kejadian yang terjadi.
Dan sekarang aku bisa mengerti apa sebenarnya makna cinta yang
sesungguhnya. Cinta yang dilandaskan karena iman itu akan membawa
kebahagian. Mungkin caraku mencintaimu yang salah. Karena aku terlalu
mencintai ciptaanNya daripada Sang pencipta. Dan aku terlalu
menggantungkan harapan kepadamu bukan kepada Allah.
Aku mulai belajar untuk merelakanmu dengan penuh keikhlasan,
melepaskan semua perasaan yang pernah hinggap di hati. Yang pergi
biarlah pergi. Yang hilang biarlah hilang. Karena kelak Allah pasti akan
menggantikan yang telah hilang dengan yang lebih baik lagi.
Semoga banyak hikmah yang bisa dipetik dari kisah cinta tersebut. Sekian dan terima kasih. semoga menginspirasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar