sambutan

Selamat datang di BLOGSPOT saya M NURDIN semoga semua artikel saya bermanfaat bagi para pembaca dan memberikan inspirasi yang positif dan jika ada yang negatif tolong kirim saran pada twiter yang tercantum di sebelah kanan

Jumat, 11 November 2016

Kisah Tak Sampai

Nuansa pagi yang indah di bulan ramadhan mengawali hariku untuk mengikuti pelaksanaan kegiatan pesantren kilat dan berbuka puasa bersama di sekolahan. Pagi itu adalah pagi yang sangat indah yang baru pertama kali aku rasakan disepanjang sejarah hidupku. Pagi itu menjadi awal pertemuanku dengan seseorang yang entah kenapa ketika melihatnya ada sesuatu yang aneh aku rasakan yang sebelumnya belum pernah aku rasakan. Deg-degan, nervous, bertingkah yang tidak jelas, dan bingung mau melakukan apa saat berhadapan dengannya. Apa mungkin itu yang dinamakan jatuh cinta?.


Serasa dunia ini dipenuhi dengan bunga-bunga. Bawaannya selalu ingin senyum-senyum sendiri, selalu terbayang akan sosoknya yang begitu sempurna kulihat. Terasa teduh hati ini ketika melihat dia tersenyum. Meskipun aku tau, senyum itu bukan untukku.
Sekolahku adalah tempat pertama dimana aku dan dia ditakdirkan untuk bertemu. Saat itu di sekolahku sedang mengadakan kegiatan pesantren kilat dan berbuka puasa bersama. Dia beserta teman-temannya mengisi kegiatan tersebut. Mereka adalah aktivis dakwah. Dan dia juga adalah seorang penulis. Dia bernama Ferdy. Jika diperhatikan, aku dengannya sungguh sangat berbeda. Usia kami yang terpaut cukup jauh berbeda. Dia seorang yang sangat dikagumi banyak orang terutama kaum hawa, berbakat, dewasa, penuh karya. Sedangkan aku, hanya remaja labil yang biasa-biasa saja, tidak pantas jika disandingkan dengannya.
Aku sangat penasaran akan seorang ferdy. Aku mencari tau semua hal yang berkaitan tentang dirinya. Mulai dari sosmednya, kesukaannya, dan bahkan kehidupan pribadinya. Mungkin ini terdengar cukup gila, karena aku yang terlalu terobsesi dengan dia. Berbagai cara kulakukan untuk memperoleh informasi tentang dia dan yang paling terpenting adalah agar aku bisa dekat dengan dia. Sering aku bertingkah laku iseng, mengechatting dia dengan berkata “assalamu’alaikum” jika dibalas “wa’alaikumsalam” itu sudah jadi kesenangan tersendiri dalam hidupku. “dibaca saja sudah syukur, apalagi dibalas” .
Dirinya kujadikan sebagai inspirasi dalam hidupku. Rasa kagumku terhadap dia membawaku untuk menuju perubahan ke arah yang lebih baik. Rasa cintaku kepada dia juga membawaku untuk semakin dekat dengan dengan Rabb ku. Semakin hari semakin besar dan bertambah pula perasaanku terhadapnya. Sampai suatu ketika aku termenung, terdiam, dan merasa takut akan perasaan yang kumiliki terhadapnya. Aku takut, bahkan sangat takut jika perasaan kagum yang berlebihan ini nantinya akan berubah menjadi kesakit-hatian yang sangat luar biasa. Yang nantinya juga akan membuatku terpuruk. Sempat merasa lelah tapi tetap berusaha untuk tidak berhenti mengaguminya. Terlintas beberapa pertanyaan. “apakah aku tidak terlalu berlebihan melakukan semua ini?”, “apakah aku pantas untuk memilikinya dan bersama dengannya?”, “apakah dia juga mencintaiku sebagaimana aku mencintainya?”, “dan bagaimana jika nantinya aku akan merasakan sakitnya patah hati karena terlalu berharap dengan hal yang tidak pasti?”, “bagaimana jika nantinya dia bukan jodoh ku?”. apakah.. apakah dan apakah. Jujur aku sangat takut apa yang aku pikirkan saat ini akan benar-benar terjadi. Ya rabb semoga apa yang ku pikirkan tidak akan terjadi.
Beberapa bulan kemudian beredar kabar bahwa dia akan segera menikah. Aku tidak terlalu menanggapi berita yang beredar itu. Sempat tak percaya bahwa dia akan menikah. Tak berapa lama, setelah itu malamnya aku mendapatkan sebuah pesan fb dari ferdy. Yang berisi “Assalamu’alaikum dek, abang minta maaf ya kalau pernah buat kamu sakit hati. Yakinlah, yang namanya jodoh akan Allah berikan yang terbaik untuk adek. Sebentar lagi abang mau nikah, jadi mohon doanya agar menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah ya”. Dengan tangan yang bergetar, ku berusaha untuk tenang dan membalas pesan tersebut “Wa’alaikumsalam. Iya bang, tidak masalah kok. Semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah amin ya robbal’alamin. Abang pantas mendapatkan bidadari sepertinya. Semoga langgeng pernikahannya”. Dan dia juga kembali membalasnya “Amin, abang doain kamu juga mendapatkan lelaki sholeh seperti yang kamu impikan”. perasaanku yang semakin hancur saja, ketika menatap handphone yang berisikan pesan tersebut, terakhir kalinya aku pun membalasnya dengan ucapan “terima kasih sudah menjadi inspirasi saya”.
Malam itu adalah malam terburuk di sepanjang sejarah hidupku. Malam pun serasa semakin kelam saja. Serasa bumi berhenti berputar dan waktu terhenti seketika. Aku terdiam, tak bisa berkata apa-apa lagi. Mulutku serasa membisu. Air mata pun tak berhenti membasahi pipi, layaknya rintik hujan deras yang membasahi bumi. Kutatap handphone yang berisikan pesan menyakitkan itu. Ya Rabb ternyata apa yang selama ini aku takut kan akhirnya terjadi. Ingin marah!!. ingin melampiaskan segala yang aku rasakan saat ini, tapi aku hanya sendiri disini, sendiri bersama kepingan-kepingan hati.
Bagaimana rasanya terhempas dari tempat tertinggi?
Sakit?.. Perih?.. lelah? .. kecewa?.. YA..
Memang begitulah rasanya ketika kita tau, bahwa berharap kepada makhluk itu sangat melelahkan. Namun, bukankah itu pilihanku?.
Tak mungkin aku menyalahkan waktu dan keadaan yang telah terjadi. Saat itu aku hanya bisa menangis.. menangis.. dan menangis.
Aku sadar, Allah mempertemukan aku dengan dia tak lain dan tak bukan hanya karena dua alasan. Entah untuk belajar darinya atau pun bersama dengannya.
Dan saat ini Allah mempertemukan kita agar aku bisa belajar darimu. Mengambil hikmah dari setiap kejadian yang terjadi.
Dan sekarang aku bisa mengerti apa sebenarnya makna cinta yang sesungguhnya. Cinta yang dilandaskan karena iman itu akan membawa kebahagian. Mungkin caraku mencintaimu yang salah. Karena aku terlalu mencintai ciptaanNya daripada Sang pencipta. Dan aku terlalu menggantungkan harapan kepadamu bukan kepada Allah.
Aku mulai belajar untuk merelakanmu dengan penuh keikhlasan, melepaskan semua perasaan yang pernah hinggap di hati. Yang pergi biarlah pergi. Yang hilang biarlah hilang. Karena kelak Allah pasti akan menggantikan yang telah hilang dengan yang lebih baik lagi.
Semoga banyak hikmah yang bisa dipetik dari kisah cinta tersebut. Sekian dan terima kasih. semoga menginspirasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar